Fokus Tiga Stategi Utama Dalam Mitigasi Di Kota Cirebon
Daftar Isi
Wali Kota Cirebon memimpin Apel dan Gladi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Banjir tingkat Kota Cirebon yang digelar di Lapangan Kebon Pelok, Kamis (15/5/2025).
Kegiatan ini digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon dan menjadi bagian penting dari upaya pemerintah kota dalam meneguhkan kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi risiko bencana.
Tercatat, sepanjang tahun 2024 terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari tahun 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Bencana yang tercatat pun beragam, mulai dari banjir, rob, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, hingga kebakaran. Lonjakan tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Desember, periode puncak musim hujan.
Pemkot Cirebon telah melakukan serangkaian langkah mitigasi. Dari sisi struktural, normalisasi sungai dan saluran drainase di titik-titik rawan, seperti muara Sungai Cipadu dan Sungai Cikalong, dilakukan bersama Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dan dinas terkait. Sedangkan mitigasi non-struktural dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.
Wali Kota menyampaikan tiga pokok arah kebijakan dalam penguatan kesiapsiagaan ke depan.
Pertama, memperkuat literasi kebencanaan melalui edukasi dan simulasi di sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah.
Kedua, meningkatkan sistem deteksi dini dan respons cepat dengan penguatan posko siaga bencana di tiap kecamatan.
Ketiga, membangun budaya gotong royong sebagai bentuk ketangguhan sosial.
Apel dan gladi ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan kewaspadaan bersama.
Kota Cirebon ingin menegaskan diri sebagai kota yang tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga tangguh secara sosial dan peduli terhadap keselamatan warganya.